Antusias warga Weepatonda menerima BLT.

Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Di desa Weepatonda masyrakat sangat antusias.
Virus Corona yang menggemparkan dunia kala ini yang pada akhirnya Indonesia telah menjadi salah satu korbanya,kini Presiden melalui menterinya membagikan Bantuan untuk warga yang disalurkan melalui desa,membuat Desa-desa di seluruh daratan SBD menjalankan kewajiban.Salah satunya Petrus Tunggu Solo selaku kepala desa weepatando mengambil peran positif dengan menindak lanjuti proses pembagian Bantuan Langsung Tunai(BLT) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup warga desa Weepatando di tengah pandemik COVID-19.
Seorang kepala desa harus melakukan hal yang adil di dalam masyrakat agar apapun kebijakan dapat diterima di tengah masyarakat, seperti yang disampaikan oleh PLT Kades Weepatando dalam penerimaan dana BLT beliau mengajak masyarakat weepatonda bersama-sama membangun desa, hindari permusuhan, perjudian, miras,dan pencurian.Jika hal ini berhasil dilakukan bersama-sama dalam desa maka tidak ada konflik yang terjadi dalam desa.Setiap kita elemen masyarakat yang ad dalam desa menjaga keamanan kita sendiri maka terciptalah desa paling aman.


Kepala desa bersama aparaturnya melaksanakan pembagian BLT di kantor desa weepatando.22/05/2020.Terlihat masyarakat desa weepatando sangat menerima dengan baik BLT ini,masyarakat yang terdiri dari lll dusun berbondong-bondong datang menerima BLT karna terbenak di pikiran mereka untuk menerima bantuan ini sebagai pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga mereka, melihat antusias warga kepala desa bersama aparat desa pun sangat Ekspresif sekali memberikan bantuan ini.
Aparatur desa yang hadir bersama pada saat pembagian BLT sebagai rana untuk membantu kehidupan masyarakat weepatando Petrus Tanggu Solo (Pj Kades), Cornelis Zogara (Sekdes), Yulianto D Zogara (Kaur Keuangan), Yohanis Dangga Dora (Ketua BPD), Matius Mali Bouka (Kaur Administrasi),Yohanis Bulu Todo (Kadus I ), Sepa Ngara (Kadus II ),Dan Ngongo Bulu (Kadus III).

   Petrus Tanggu Solo menjelaskan kepada Pasolapos ketika diwawancarai. Bahwa,dengan adanya bantuan BLT sehingga dapat tersentuh langsung oleh masyarakat yang sangat membutuhkan,sebab masyarakat di desa weepatando sangat membutuhkan bantuan tersebut terkhususnya masyarakat miskin,terdapat 248 kepala keluarga yang menerima BLT di desa weepatando .Sehari Sebelum pembagian BLT saya telah memberitahukan kepada warga agar yang menerima BST dalam keluarga itu adalah ibu rumah tangga,sebab ibu rumah tangga sangat memprioritaskan kebutuhan rumah tangga mereka,Petrus lanjut mengatakan jika laki-laki atau kepala rumah tangga yang menerima BLT bisa saja mereka belum sampai rumah sudah miras di kios terdekat,atau melakukan Judi,sebab kenyataan itu membuat Kades weepatonda mengambil keputusan tersebut.Sehinggah pada saat hari ini yang mendominan penerima BLT yang hadir adalah ibu rumah tangga,ungkap Petrus.
Proses pembagian berlangsung dengan baik sebab masyarakat sangat antusias menerima BLT tersebut.Terdapat sejumlah keamanan yang hadir diantaranya Kanit Provos Polsek Wewewa Timur BRIPKA Elki Nafi dan Intel Kodim SBD SERKA Resa Dendo.Ketika penerima BLT mengambil sejumlah Rp600.000,00 Elki nafi menjelaskan sebagaimana uang tersebut digunakan untuk kebutuham pokok,tidak boleh digunakan untuk belanja Yang kurang diperlukan apalagi untuk miras. “Selepas terima BLT bapak ibu harus menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di masa pandemi virus Dioses 19 ini” ungkap Elki Nafi.
Salah satu warga yang menderita lumpuh merasa sangat senang dan atas pemberian BLT ini,ibu yang biasa dipanggil Dada Kaka ini mengatakan bahwa uang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan makan dan minum yaitu beras, kopi, gula, dan teh.Saya sangat senang,harapanya agar pemerintah pusat maupun daerah bisa memberikan terus bantuan agar saya dapat memenuhi kebutuhan hidup.Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah.

   Cornelis Zogara menyampaikan bahwa masyarakat Weepatando menanggapi Virus diases 19 sangat luar biasa artinya masyrakat desa weepatando selalu memakai masker, tidak keluar rumah kecuali hal mendesak dan berjarak saat berada tempat keramaian.Kemudian proses budaya kedukaan yang memakan waktu 5-6 hari kini cuman dilaksanakan dua malam yaitu meninggal hari ini besok di kuburkan.Sehingga proses untuk menanggulangi penyebaran Virus pun bisa terhenti,ungkap Cornelis menutupi pembicaraan.(salman/paul)

Tinggalkan Balasan