Tambolaka – PasolaPos.Com. Derektur utama Nusantara one institute Agustinus Tamo Mbapa, S.Sos,.M.Si, Mengatakan bahwa ” Pemekaran Provinsi Sumba jangan dilihat dari kanca politik NTT, tetapi di lihat dari skala Nasional “.
Hal ini disampaikan kepada Media Pasolapos.Com, ketika dihubungi lewat via telepon seluler, pada Rabu, (29/12/21). Sebagai tokoh pemuda pulau Sumba menurutnya, Pemekaran provinsi Sumba merupakan ungkapan dari masyarakat yang dimana dapat memudahkan pelayanan dan mempercepat kesejahteraan bagi rakyat. Bilamana nantinya sukses dan dijawabi tentu itu adalah harapan dari masyarakat Sumba yang merupakan upaya dan harapan rakyat kecil, jelas Gustaf.
Sebagai Tokoh pemuda dari Sumba dirinya turut ikut ambil bagian pada hari ulang tahun Provinsi Nusa Tenggara Timur yang di prakarsai oleh Badan pengurus Vox point, pada 19 Desember lalu, dan pada kesempatan itu ia telah menyampaikan impian pemekaran provinsi Sumba dan pemekaran provinsi Flores, bersama 3 teman Sebagai Narasumber utama pada saat itu.
Lanjutnya, setelah penyampaian impian pemekaran provinsi Sumba di kupang, kini dirinya akan kembali ke Sumba untuk mempersiapkan Seminar, melakukan evaluasi kinerja 7 jembatan Emas program kerja dari Bupati dan wakil Bupati Sumba Sumba Barat Daya. Adapun program strategis 7 jembatan Emas itu yakni, Desa berkecukupan Pangan, Desa cerdas/pintar, Desa Sehat, Desa wisata, Desa aman dan tertib, Desa bercahaya dan Desa Berair.
Menurut Direktur utama Nusantara One ilInstitute dalam penyelenggaraan seminar tersebut merupakan bagian daripada mendukung 7 isu strategis itu sendiri, karena sungguh tersentuh ditengah masyarakat, bilamana masyarakat mendapatkan pelayanan yang merata. Walaupun mendapat tantangan, seperti covid dan demam berdarah Serta serangan hama belalang yang dialami masyarakat ditingkat Desa, kecamatan dan kabupaten Sumba barat daya saat ini.
” melakukan evaluasi kinerja 7 jembatan Emas ini, merupakan langkah maju. Sebagai proses kajian ilmiah, supaya masyarakat mengikuti kemajuan dan perkembangan. Tidak sekedar ucapan belaka, tetapi berbasis data, sejauh programini sudah berjalan atau belum”, paparnya.
Jika seandainya mengalami peningkatan, tentu itu merupakan kebanggaan bersama masyarakat, dan jika mengalami penurunan maka itu juga merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya Bupati dan Wakil Bupati dan Para Anggota DPRD kabupaten saja, akan tetapi semua elemen se-kabupaten Sumba barat daya akan merasa terpanggil untuk mencarikan jalan keluar menuju Pada Weemalala Loda Waimaringi, sambung Gustaf.
Dengan penyelenggaraan seminar ini, nantinya semua akan dilibatkan baik kepala desa, pendamping desa, Para Camat, toko masyarakat, toko Agama, toko Adat, toko Pemuda, toko perempuan, para LSM, para akademisi, para mahasiswa, para wartawan se-kabupaten Sumba barat daya, akan hadir bersama, kata Gustaf.
Dengan demikian akan dikaji secara ilmiah, lewat Seminar ini. Tidak menggangu setitik fungsi dan peranan Anggota DPRD.
” Kapan melakukan evaluasi kinerja 7 jembatan Emas, yah!! itu versi Anggota DPRD kabupaten Sumba Barat Daya, sedangkan seminar ini keterlibatan langsung akar rumput dalam menilai lewat kajian ilmiah. Kita mengikuti sistem informasi dan kemajuan teknologi yang semakin meningkat dan mendesak untuk dipahami serta dikuasai, pungkas Gustaf.