25 TAHUN KARYA ALMA PUTRI DI SUMBA (bagian 1)
Oleh Agustinus B. Wuwur
PASOLAPOS.COM – Untuk mensyukuri 25 tahun karya ALMA Putri (Asosiasi Lembabaga Misionaris Awam) di Sumba, dan 60 tahun karya ALMA di Indonesia, berlangsung misa syukur pada tanggal 17 Oktober 2023 di pelataran DELSOS Kaori Waikabubak, Sumba Barat, NTT. Misa dipimpin Bapak Uskup Weetebula Mgr. Edmund Woga, CSsR, didampingi empat belas imam, dimeriahkan koor oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak yang diketuai Kristoforus Bani.
Bapak Uskup Edmund ketika berkotbah mengatakan dalam beberapa kesempatan Tuhan Yesus ketika menyembuhkan orang entah yang lumpuh, buta; selalu mengatakan “ dosamu diampuni”. Hal itu punya alasan karena ketika itu orang Yahudi beranggapan bahwa orang yang buta, lumpuh sebagai akibat dari dosa.
Menurut Bapak Uskup apakah pandangan ini benar dilihat dari kacamata iman ? Pada kehidupan modern banyak anak yang lahir cacat karena penggunaan obat-obatan. Ini karena dosa yang dibuat sendiri, karena kelalaian dengan demikian dalam hal ini ada kesempatan untuk kita mohon ampun kepada Tuhan atas kelalaian tersebut. Lebih lanjut Bapak Uskup mengungkapkan bahwa Allah menciptakan kita penuh kasih, tidak mungkin sejak awal Tuhan mengutuk kita.
Dan ALMA serta Lembaga-lembaga tertentu telah mengambil peran melayani orang-orang disabilitas. Bagi kaum disabilitas dan keluarga jangan merasa malu dan rendah diri. Allah yang maha kasih menciptakan kita karena mencintai kita. Kendati kita saksikan di tempat kita orang yang berkebutuhan khusus disisihkan karena keadaan fisik.
Bapak Uskup mengingatkan kita tidak boleh malu dengan keadaan kita , entah keadaan apa saja. Karena Tuhan pasti punya jalan membuat kita jadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. ALMA Putri dan Putra (suster, bruder) telah menunjukkan karya pelayanannya seperti dalam Injil, Allah melalui Yesus membawa kabar baik bagi mereka yang miskin, tertawan buta dan tertindas. Hal ini telah dilaksanakan oleh para suster dan bruder ALMA yang mencari anak-anak berkebutuhan khusus/cacat yang disembunyikan orang tua karena malu. Ini tidak boleh terjadi ajak Bapak Uskup, karena mereka memiliki ketrampilan dengan keistimewaannya masing-masing.
Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan sambutan dan santap malam bersama. Ketua Persaudaraan Kasih (PERKASIH) Bapak Tobias K. Kobun sebagai pemandu acara pada sapaan awalnya memaparkan bagaimana ketangguhan para suster ALMA menapaki bumi Sumba dalam karya pelayanan kemanusiaan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tanpa lelah dan tulus, dan tonggak sejarah itu diawali dengan hadirnya 2 sosok tangguh suter ALMA : Katarina Suharti sebagai pimpinan dan Ambrosia Minu yang memulai merambah karya pelayanan bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus (cacat) di wisma ALMA Putri Kaori Waikabubak; kenang Sr. Harti demikian ia biasa disapa, dan telah berkarya di Sumba selama 15 tahun, dan kini berkarya di Kalimantan Tengah.
Ketua Panitia Perayaan Syukur 25 tahun Putri ALMA berkarya di Sumba/Keuskupan Weetebula, Bapak Titus Dias Liurai, mengatakan 25 tahun karya suster-suster ALMA di Sumba punya banyak cerita, dinamika untuk semakin menjangkau yang tak terjangkau. Titus pun menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Daerah di Sumba yang mempekenankan ALMA berkarya untuk melayani orang-orang berkebutuhan khusus.
Suster Katarina Suharti, ALMA saat memberikan sambutan menyampaikan terimakasih kepada Bapak Uskup Mgr. Kherubim Pareira, SVD yang meminta agar Suster ALMA berkarya di Sumba pada waktu itu. Dan pada tanggal 10 Agustus 1998 pimpinan ALMA Sr. Ignasia Mujiyah, ALMA dan pendiri ALMA Rm. Hendrikus Paul Janssen, CM memberikan SK untuk dirinya dan Sr. Ambrosia Minu memulai karya pelayanan kepada anak-anak cacat di wisma ALMA Putri Kaori, Waikabubak, dan RBM/CBR, pastoral dan misi iman.
Lanjut Sr. Harti, perluasan pelayanan dilakukan karena semakin banyaknya anak-anak berkebutuhan khusus, maka tanggal 29 Juni 2003 bruder ALMA berkarya di komunitas Weekarou, Sumba Barat. Juga di Sumba Timur Paroki Kambajawa, Waingapu Sr. Vianti Desa, melayani anak-anak berkebutuhan khusus selama 3 bulan, dan dilanjutkan Sr. Listiyo Ningsi membimbing anak-anak PAUD.
Pernah dibuka Posko di Paroki St. Agustinus Wanokaza untuk melayani anak-anak berkebutuhan khusus, mendampingi anak-anak dengan mengembangkan CBR (Rehabilitas Berbasis Rumah) dan RBM (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat), Sekolah Inklusi yang dilayani Sr. Flora Kolo, Sr. Yovita Abi, rekan kerja Saudari Gonda dan selama 3 tahun berdomisili di Wanokaza, juga melatih ibu-ibu orang tua klien membuat usaha tempe.
Lebih lanjut karya pelayanan dirintis di Nggongi Sumba Timur tahun 2012 yang dilayani Sr. Margaretha Dondo. Selain itu ada juga program bantuan medis di wisma/panti asuhan, mencarikan rujukan operasi : katarak, gondok, bibir sumbing, miniokel, tanpa anus,kelamin, hidrocepalus. Penanganan anak anak albino, rujukan ke rumah sakit di Sumba dan Jawa bagi anak-anak asuh yang membutuhkan perawatan.
Bagi anak-anak yang memerlukan pendidikan formal untuk masuk SMPP, SMPS, IPI yang mengalami kesulitan keuangan maka dibiayai oleh Yayasan Bhakti Luhur yang mengelola ALMA. Sr. Harti menjelaskan bahwa atas bantuan kerjasama, dukungan dari para pihak maka pelayanan terhadap anak-anak asuh dapat dilaksanakan dengan baik. Sembari mengucapkan terimkasih kepada Sr. Sili Bouka, ADM dan stafnya di Rumah Sakit Karitas Weetebula, Direktur Rumah Sakit Umum Waikabubak, Sumba Barat, Kepala Sekolah SDLB, SMPLB, SMALB, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat, dan Dinas Sosial Kabupaten Sumba Barat dengan itikad baiknya masing-masing telah memberikan andil bagi pelayanan kemanusiaan untuk anak-anak asuh ALMA.
Tak lupa pula ucapan terima kasih disampaikan Sr. Harti kepada 3 orang imam Redemptoris : P. Herman Yosef May, CSsR (alm), P. Paul Hasler, CSsR,(alm) dan P. Wagner, CSsR (alm) yang semasa hidup, mereka telah berjasa membantu anak-anak di wisma Bhakti Luhur; dan mendoakan agar ketiga pastor Redemptoris itu berbahagia di surga.
Di akhir sambutan sang perintis awal itu menyampaikan terima kasih kepada : donatur/penderma, PERKASIH, Panitia,umat , Komunitas ALMA ;semua pihak yang selama ini membantu karya pelayanan ALMA, misi iman dan misi kasih, yang telah bekerja keras demi suksesnya perayaan, dan karya kemanusiaan selanjutnya. *** (bersambung ke bagian 2). Pasolapos.
25 TAHUN KARYA ALMA PUTRI DI SUMBA
(bagian 2)
Sr. Wilda, ALMA yang mewakili Dewan ALMA di Malang, saat memberikan sambutan menyampaikan syukur untuk kebesaran Tuhan atas perkenan-Nya maka perayaan Syukur 25 tahun para suster ALMA berkarya di Sumba diperingati, juga memperingati 60 tahun karya ALMA di Indonesia dan Timor Leste pada tahun 2023. Untuk mengenang kedua momen bersejarah itu Sr. Wilda atas nama Dewan menyampaikan terima kasih kepada semua saja yang terlibat dalam karya pelayanan ALMA. Sr. Wilda pun berharap agar pesan pendiri Rm. Hendrikus Paul Janssen, CM yang menyerahkan kepada ALMA : Yayasan Bhakti Luhur, IPI, wadah PERKASIH untuk kepentingan pelayanan kemanusiaan demi cinta kepada anak-anak asuhan, tetap diperjuangkan agar tetap eksis.
Pesan kedua adalah setia dan rendah hati. Bolehlah bermimpi untuk sesuatu rencana punya fasilitas memadai yang didambakan, tapi tempatmu (suster dan bruder ALMA) adalah hidup bersama anak dan orang miskin, itulah pesan pendiri ALMA. Mereka adalah majikan sementara suster dan bruder adalah ibu-bapak bagi yang berkebutuhan khusus itu, serta melaksanakan 8 keutamaan ALMA Putri : (1). Kesederhanaan.(2). Kerendahan hati. (3). Kelembutan hati.(4).Matiraga.(5).Semangat pelayanan jiwa-jiwa.(6).Rukun.(7).Gembira.(8).Kasih pelayanan.
Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak Rm. Konstantinus Nggajo, Pr, (Moderator PERKASIH sejak tahun 2009) pada kesempatan memberikan sambutan , mengungkapkan rasa gembira dan bersyukur atas karya para suster dan bruder ALMA di Sumba. Mereka bekerja dengan ikhlas, tidak mengeluh. Terimakasih ditujukan pula kepada para donatur yang telah berbuat baik untuk yang berkebutuhan khusus/cacat. Dalam diri mereka yang berkebutuhan khusus itu adalah Yesus yang hidup ungkap Rm. Nus sapaan akrab moderator PERKASIH.
Bapak Uskup Weetebula, Mgr. Edmund Woga, CSsR, saat menyampaikan sambutan yang dihadiri Bupati Sumba Barat Bapak Yohanis Dade, SH, biarawan-barawati, umat, panitia, undangan; mengatakan bahwa karya ALMA adalah contoh perjuangan manusia untuk mengangkat martabat manusia (kaum berkebutuhan khusus) yang terpuruk adalah suatu pekerjaan yang mulia sebagai suatu khasanah pewartaan iman kristiani.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan kasih para suster dan bruder ALMA tentu mengalami kesulitan, tetapi karena penyertaan Tuhan karya pelayanan itu tetap berlangsung hingga sekarang dan selanjutnya. Dan para ALMA ini telah mengubah pandangan yang keliru dari orang yang memandang mereka yang berkebutuhan khusus yang terpuruk kadang-kadang kurang dihargai , menjadi dihargai sebagai manusia bermartabat oleh karya dan keteladanan suster dan bruder ALMA.
Bapak Uskup Edmund menyatakan rasa bangga kepada pendahulunya Mgr. Kherubim Parera,SVD yang meminta kesediaan suter ALMA berkarya di Sumba. Dan karya-karya pelayanan itu semakin nyata melalui komunitas-komunitas yang ada di Sumba/Kesukupan Weetebula. Semua itu dapat terlaksana demi mengangkat martabat mereka yang tersisihkan di tengah masyarakat.
Bupati Sumba Barat, Bapak Yohanis Dade, SH; yang hadir usai perayaan ekaristi; ketika menyampaikan sambutan, atas nama Pemerintah Kabupaten Sumba Barat serta atas nama pribadi menyampaikan selamat kepada Komunitas ALMA Putri yang merayakan 25 tahun pengabdian di Pulau Sumba, sebagai suatu perjalanan yang panjang. Tentunya banyak hal yang terjadi baik suka maupun duka, jatuh mau pun bangun dalam mewujudkan injil Kristus di dunia.
Lanjut bupati, keberadaan komunitas ALMA di Indonesia tidak terlepas dari peran Pendiri Komunitas ALMA Rm. Janssen yang merupakan Tokoh Kemanusiaan dan Tokoh Pendidikan Indonesia terkhususnya memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Keberadaan anak-anak penyandang disabilitas bagi sebagian orang dilihat sebagai “beban” keluarga bahkan ada sebagian keluarga tidak menginginkan kehadiran mereka di tengah keluarga. Keberadaan Komunitas ALMA membawa harapan bagi anak-anak yang memerlukan uluran tangan kasih. Di mana Komunitas ALMA dengan penuh cinta kasih merawat serta membimbing anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Keberadaan Komunitas ALMA turut membantu Pemerintah Daerah Sumba Barat terkhususnya di bidang pendidikan dan kesehatan, di mana Komunitas ALMA telah memberikan pelayanan yang luar biasa kepada anak-anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Sumba Barat. Memberikan kontribusi besar bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sumba Barat.
Pada momentum bersejarah itu Bupati Yohanis berjanji memberikan sumbangan pribadi sepuluh juta rupiah demi kepentingan ALMA, dan mengharapkan pimpinan ALMA Putri, Sr. Regina bisa bertemu dengannya dan Kepala Dinas Sosial di rumah jabatan bupati untuk membicarakan hal yang berkaitan dengan pelayanan ALMA di Sumba Barat, dan pemerintah daerah akan memberikan perhatian kepada ALMA sesuai regulasi yang ada. Bupati pun mengimbau perangkat daerah yang hadir agar membuka dompetnya membantu karya pelayanan ALMA di Sumba.
Dan sebagai rasa syukur, sukacita, dan mohon kepeduliaan kepada sesama yang hadir, anak-anak ALMA menyayikan sebuah lagu berjudul : “ Jeritan Anak-Anak Bhakti Luhur Waikabubak” untuk menggugah semua yang hadir agar dapat memberikan sumbangan bagi kelanjutan hidup mereka. Bagi yang peduli dapat mengirimkan donasinya ke BRI Cabang Waikabubak. Nomor Rekening : 0235-01-003082-53-1. Nama : PA BHAKTI LUHUR PUTERI. Terimakasih kepada yang ikhlas memberi ,Tuhan memberkati. Proficiat ALMA Sumba, proficiat Panitia Penyelenggara. Pasolapos/Red. Agustinus B. Wuwur. ***