136 Mahasiswi Semester II D3 STIKes Maranatha Kupang Ikut Kapyng Day 

Pasolapos.com,Kupang – Sebanyak 136 Mahasiswi semester II prodi D3 Kebidanan mengikuti prosesi Pemasangan Kap sebagai sebuah simbolis yang menandakan mahasiswi prodi D3 kebidanan sebagai kesiapan mereka untuk berpraktek.

 

Turut hadir dalam prosesi tersebut Ketua STIKes Maranatha Kupang Stefanus M Kiik S.Kep.Ns.,M.,Kep.,Sp.Kep.Kom. Kaprodi D3 Kebidanan STIKes Maranatha Kupang, Rosline E.M. Sormin SST. M.Kes, dosen D3 Kebidanan dan juga tenaga kependidikan STIKes Maranatha Kupang. di aula gedung STIKes Maranatha Kupang pada Kamis (6/7/2023),

 

Menyalakan lilin sebagai mana Florens nightingale, ibu perawat dunia yang lahir pada satu kota di Italia walau pun dia seorang bangsawan tapi terpanggil untuk menjadi seorang perawat melalui bisikan dan juga sebuah mimpi sehingga dengan dorongan hati yang tulus, inisiatif yang tinggi membuatnya bersama para asistennya berbekal obor dan lentera sebagai penerang, mereka pergi menolong para korban perang. Yang membuatnya dikenang sebagai the Lady with the lamp. Prosesi simbolis ini selalu dipakai mahasiswa kesehatan saat awal semester sebelum atau saat mau turun praktek.

 

Ketua STIKes Maranatha Kupang, Stefanus M Kiik S.Kep.Ns.,M.,Kep.,Sp.Kep.Kom atau lebih akrab di sapa Stefanus Kiik berharap agar mahasiswi prodi kebidanan juga memiliki prinsip yang sama dengan Florens nightingale, agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat dalam upaya melayani pasien di rumah Sakit dan puskesmas merasakan bahwasanya karena sebuah panggilan sehingga melaksanakan tugas dengan totalitas mereka tanpa merasa ini sebuah ketepaksaan belaka.

 

Stefanus kiik juga menasihati agar mahasiswinya tetap menjaga almamater Kampus dan mematuhi etika Keperawatan dan mulai menumbuhkan rasa empati terhadap pasien dan aturan yang ada pada rumah sakit dan puskesmas tempat mereka praktek.

“Harapan institusi tidak lain agar mahasiswi yang hari ini melangsungkan prosesi Kapyng day nantinya saat berpraktek mampu menjaga nama institusi dan mematuhi semua aturan yang ada di tempat mereka berpraktek. Tak kalah penting rasa empati dan care terhadap pasien juga harus mampu ditunjukkan mereka kepada pasien untuk itu saya mengimbau agar mereka saat berpraktek nanti juga handphone tidak digunakan agar apa pelayanan dan memiliki pemahaman yang lebih optimal juga menghindari hal-hal yang kurang baik sehingga kita perlu menanamkan kepada mereka”.

 

Kaprodi D3 Kebidanan STIKes Maranatha Kupang, Roslin E.M Sormin, SST. M.Kes, turut memberi arahan agar mahasiswinya tetap menjaga etika pelayanan dan tidak menggunakan handphone agar menimbulkan miskomunikasi dengan pasien, juga menjaga nama almamater.

 

Ranni Aquirela Sulah, perwakilan mahasiswi yang mengucapkan Sumpa janji Kepaniteraan, kepada media juga mengutarakan pemahaman prosesi ini sebagaimana saat mengucapkan ikrar janji kepaniteraan maka sebagai mahasiswi yang mengucapkan janji ini, dirinya harus dengan kesungguhan sesuai dengan prosedur yang sudah di pelajari di kampus. Tanpa memandang status sosial pasien, dan juga menjaga kerahasiaan pasien, rahasia medis yang mana semuanya yang dibicarakan itupun melalui dasar hukum, prinsipnya apapun yang sudah menjadi panggilan dan tugas harus dilaksanakan secara baik.

 

Dipercayakan oleh keluarga dalam hal ini Orang Tua untuk menjadi seorang bidan bagi Ranni sebagai hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawabnya yang istimewa dan mulia karena bisa menolong banyak orang. Menjadi Mahasiswi dan menjalani pendidikan di STIKes Maranatha juga merupakan sebuah kebanggaan baginya karena dia sendiri tahu kalau STIKes Maranatha adalah institusi pendidikan kesehatan terbaik yang ada di Nusa Tenggara Timur.

 

Red: Paul/Rafael

Tinggalkan Balasan